“Hah? Go?” kata Eun
soo.
@Lee Family’s house...
“Annyeong haseyo,
Ahjumma” kata Eun soo.
Jae min masuk ke
dalam kamarnya dan Eun soo menunggu dirinya di toko bersama bibi Kang. Jae min
meletakkan tasnya dan memakai baju, jaket putih, celana jeans selutut, topi
baseball merah, dan sepasang sneakers putih kesayangannya. Setelah siap, saat
ia hendak keluar kamar, ia tak lupa mengambil sebuah kalung permata cantik
pemberian Appanya saat ia berulang-tahun tahun lalu. Semoga aku bisa
melakukannya Appaje...
“Sudah kuduga kau
pasti akan menggunakan itu. Tidak bisakah kau mengguanakan dress agar lebih
sopan?” kata Eun soo.
“Diamlah! Umma,
kami pergi dulu ke gedung SM Ent” kata Jae min. Setelah diberi izin oleh umma,
ia berjalan dengan Eun soo bersebelahan. Kali ini Eun soo terlihat lebih tinggi
darinya karena Eun soo mengenakan higheels yang terlihat cantik dengan warna
ungu mudanya itu.
Jae min sebenarnya
bisa memakai higheels, tapi ia tidak ingin memakainya karena menurutnya itu
tidak cocok dengan kepribadiannya.
“Eun soo, makan
dulu yuk!” kata Jae Min.yang mengelus perutnya karena lapar itu.
“Dimana? Kau mau
makan di pinggir jalan?”.
“Tentu saja. Makan
ddeokbokki! Yuk!” kata Jae min.
Ia menggiring sahabatnya itu ke sebuah warung
ddeokbokki di pinggir jalan. Setelah selesai makan, mereka keluar dari warung
itu. Belum lama setelah keluar, ada dompet seorang namja yang terjatuh.
“Ahjusshi, ini
dompetmu terjatuh” kata Jae min. Setelah menerima dompet itu dan
berterimakasih, ia segera berjalan pergi.
“Waegeurae?” kata
Eun soo membuyarkan lamunan Jae min.
“Sepertinya kok aku
pernah melihatnya ya?”
Eun soo agak
bingung dengan ucapan sahabatnya itu. Namja itu kembali membalikkan tubuhnya,
membuka topi cokelatnya dan tersenyum.
“Kyaaa..!! dia
Super Junior Donghae!” kata Eun soo histeris. Jae min tak menggubris
‘kehisterisan’ Eun soo. Mereka melanjutkan perjalanan dan sampai di gedung SM
Ent.
@SM Entertainment
building....
Inilah lobby gedung
SM Ent. Bagus. Suasananya nyaman banget. Pantas saja banyak orang yang ingin
sekali menjadi artis disini. Ia berputar-putar sejenak dan menemukan wakil
Park.
“Apa? Wakil
direktur?” kata Jae min tak percaya.
“Ye. Aku adalah
wakil direktur SM Ent, Park Sung Hee” kata wakil Park.
“Menarilah!”
katanya tiba-tiba.
Apa dia sudah gila?
Bagaimana bisa orang yang bukan siapa-siapa menari di hadapan semua artis SM
Ent yang kebetulan sedang libur itu. Seperti layaknya sudah direncanakan, semua
penyanyi Sm Ent sudah berkumpul. Sepertinya kehadirannya dan Eun soo akan
menambah tontonan gratis mereka.
“Tenang, tema
permainan ini adalah idol&bettle. Kalian bisa memilih diantara semua artis
dan menarikan sebuah lagu. Setelah setengah dari lagu itu, kalian harus
berkolaborasi dengan artis yang sudah dipilih” Jelas wakil Park.
“Aku dengan Luna-f(x)”
kata Ha ra dengan yakin. Jae min masih bingung dengan ini semua. Apa ini
audisi? Jae min hanya mengernyit.
Dalam hatinya ia
bertanya apa Luna tidak terlalu mudah untuk anak yang sudah langsung dilatih
oleh wakil direktur.
“Aku dengan
Yuri-SNSD saja” kata Eun Soo. Ia tidak ingin mempersulit gerakannya karena
dancer pria.
Tiba-tiba wakil
Park dan semuanya melihat ke arah Jae Min, “Apakah BoA?” tanya wakil Park.
Sepertinya dia sangat pintar menebak pikiran orang. Namun dia salah. Jae min
berfikir sejenak kemudian berputar.
Setelah ia
menemukan mereka, ia berkata dengan yakin, “Lee Taemin-SHINee”.
Kedua wanita
disebelahnya sangat terkejut. Ha ra dan Eun Soo mendapat pikiran yang sama. Dia
ingin menantang Taemin? Apa dia tidak ingin lolos audisi rekomendasi ini?
Taemin termasuk lead dance yang sangat berbakat. Bahkan Taemin belajar dance
secara otodidak. #w0w... author lebay..#
Flash Forward, Hara
dan Eunsoo telah melakukan perform mereka. terdengar tepukan tangan dari semua
penonton. Mereka berdua tersenyum dan membungkuk.
“kedua temanmu
sudah selesai. Bagaimana kalau kau menarikan lagu belum kau ketahui?” kata
wakil Park.
Jae min sedikit
bingung. Apa maksud wanita ini sebenarnya?
“Apa maksudmu?
Bukankah mereka juga memilih lagu?” kata Jae min. Wakil park terlihat menautkan
alisnya.
“ayo kita lihat ke
acara televisi. Bagaimana kalau kau menarikan lagu yang pertama kali terdengar
dari tv itu?” kata wakil park.
Apa dia sudah gila?
Jae min menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal. Apa wakil park menyuruhnya
untuk menarikan lagu yang muncul baik bisa atau tidak? Jae min sebenarnya tidak
berminat menonton acara seperti itu.
“Baiklah..” katanya
setelah cukup lama berfikir.
“Annyeonghaseyo..
kembali lagi pada acara musicbank. Baiklah, kami akan mengumumkan juara chart
music internasional minggu ini. Juaranya diraih oleh..” kata seorang MC di
televisi.
“Tuhan... semoga
ini tidak sulit” pikir Jaemin.
“Nah, ini dia
juaranya. Michael Jackson- Dangerous!” kaat MC itu dengan bersemangat.
Jae min tak kalah
terkejutnya. Sepasang matanya melebar. Dangerous? Kenapa harus lagu itu? Ia
bahkan belum mempelajarinya sama sekali. Jae min tersadar dari keterkejutannya.
Ia menatap Eun soo dengan muka memelas seakan mengartikan
‘aku-belum-pernah-mempelajari-ini’.
“Sudah siap?” tanya
Taemin dengan senyum lembutnya #author langsung sweatdrop#
“Chakkaman! Aku
tidak terlalu menyukai Michael Jackson. Dan aku hanya pernah sekali melihat
koreografinya di laptop temanku. Jadi kalau gerakanku berantakan, maaf ya” kata
Jaemin. Sudah dapat dibayangkan bagaimana ekspresinya saat itu. Ekspresi tegang
sekaligus khawatir.
“Gwaenchanha. Take
it easy” kata Taemin masih dengan senyum di bibirnya. Ia bahkan sudah siap
melakukan gerakan.
Jaemin menatap
Eunsoo lagi. Eun soo membalas tatapan itu seakan mengatakan
‘kau-pasti-akan-mati-hari-ini-semoga-berhasil-fighting’.
“Kenapa? Kau
takut?” tanya wakil Park. Wanita ini memang sangat menyebalkan!
“Aku tidak takut,
hanya saja aku belum pernah mempelajari lagu ini. Melihat koreografinya saja
baru 1 kali” kata Jae min. Wakil park hanya tersenyum.
Jae min
menghembuskan nafas panjang. Ia sekarang merasa gugup sekali. Otaknya berfikir
keras untuk mengingat setiap gerakan yang pernah ia lihat dalam video itu.
Keputusasaannya ditambah lagi ia harus berkolaborasi dengan Taemin.
“Baiklah... ayo
mainkan” kata wakil park. Ucapannya sangat tajam mengarah pada Jae min. Ia
menatap wanita itu sebal kemudian bersiap untuk melakukan gerakannya.
Flash Forward
>> after Jaemin’s performance
“Kau hebat!” kata
Taemin seraya meraih tangan Jae min untuk membangunkannya.
Entah apa yang telah merasuk pada diri Jae
min. Ia melakukannya? Dangerous, ia berhasil melakukannya! Ia menatap kedua
tangannya. Bagaimana mungkin? Ia yakin bahwa sebelumnya ia belum pernah
mempelajarinya sama sekali. Tapi tadi itu apa? Ia melakukannya?
Jae min berdiri dan
kembali menatap wakil park yang menatapnya tajam.
“Kalian akan mulai
menjadi Trainee khusus besok. Sekarang pulang dan kembali lagi kesini sebelum
jam 12 malam, kalian harus melihat asrama kalian dulu” kata wakil park. Ia
mulai meninggalkan aula termasuk para artis yang juga ikut membubarkan diri.
@SHINee’s dorm...
“Ah.. acara gila!”
kata Onew yang merebahkan dirinya diatas ranjang. Taemin terlihat merenung. Ia
hanya duduk sambil memperhatikan lantai.
“Untung saja dia
bisa melakukannya. Kalau tidak, dia pasti akan sangat malu” tambah Key.
Jonghyun
memperhatikan maknae itu sejenak. Ia kemudian angkat bicara, “Wae? Kenapa kau
terlihat seperti itu?”.
Taemin mendongak
menatap lurus kearah ketiga Hyungnya itu satu per satu. Ia menghela nafas
berat.
“Sudah kuduga
kalian tidak akan mengerti” katanya kemudian.
Mereka bertiga
sontak terkejut. “Bagaimana kami bisa mengerti kalau kau sendiri tidak bicara
apapun!” kata Onew yang tidak mengerti arah pembicaraan Taemin.
Ia kembali menghela
nafas panjang. “Hyung, anak itu akan segera debut. Aku tidak percaya bertemu
anak seperti dia, lagi” kata Taemin. Ketiga hyungnya semakin bertambah bingung.
Sebenarnya apa yang ia bicarakan?
Taemin kemudian menjelaskan
maksudnya agar hyungnya dapat mengerti.
“Apa? Jadi dia bisa
menjadi artis tanpa harus training sekalipun?” kata Jonghyun terkejut.
Taemin mengangguk,
“Iya. Itulah namanya trainee khusus. Mereka bisa debut meski tanpa training.
Agar tidak menimbulkan kontravensi, mereka tetap harus training untuk alasan
formalitas saja”.
Semua hyung-nya
mengangguk.
“Aku tahu ini tidak
mungkin. Tapi ini bukan sikap wakil park. Aku tahu anak itu pasti sangat
berarti. Ini sikap wakil park yang sama persis saat pertama kali bertemu
denganku” Taemin kembali menatap hyungnya.
“Ahh.. kau terlalu
berlebihan. Dangerous itu mudah untuk seorang dancer. Meski ia masih sangat
muda, bukankah dia juga dancer?” kata Key. Taemin menatap cokelat hangat di
depannya.
“Ia tidak pernah
mempelajarinya kan? Bukankah tadi kalian mendengarnya?” kata Taemin. Ketiga
orang itu saling bertatapan.
“Iya. Bagaimana
mungkin?” kata ketiganya bersamaan.
Taemin menarik
nafas. Sudah ia duga kalau hyungnya tidak akan mengerti.
“Hyung! Kau tidak
bisa membaca raut muka dan matanya saat mendengar kata Dangerous disebut?! Ah..
Jinjja! Ia terlihat sangat tegang sehingga aku tersenyum untuk menghilangkan
ketegangannya!” kata Taemin. Nada bicaranya naik 1 oktaf. Entah mengapa sekarang
ia malah meledak seperti ini. Tidak seharusnya ia marah pada hal sepele seperti
ini.
“Ia sangat
ketakutan ketika mendengar kata itu. Sudah kutebak dia pasti belum pernah
mempelajarinya. Tapi.. sehebat apa dia sampai bisa melakukannya?” tambah Taemin
lagi namun dengan nada yang sedikit menurun.
“Ah.. arrasseo!”
kata Minho yang tiba-tiba datang dengan beberapa potong muffin hangat.
“Aku sudah tahu
kalau dia belum mempelajarinya. Kau pasti tidak tahu seberapa sibuknya dia!”
kata Minho.
Mereka semakin
tidak mengerti apa maksud ucapan Minho. Ia tertawa kecil kemudian melanjutkan
ucapannya,
“Lihat ini! Lee Jae
min, puteri dari detektif Lee Jae won yang mantan detektif pertahanan Korea
itu. Apakah sekarang kalian sudah paham?” kata Minho. Mereka mengangguk pelan.
“Kapan kau
mencarinya?” tanya Jonghyun.
“Aku mencarinya
tadi siang saat sedang ada acara gila itu. Lagipula sebelumnya aku sudah pernah
mendengar namanya saat Hara bicara dengan wakil Park di aula atas” jelas Minho.
Tapi apa hubungannya? Mereka berlima menyudahi perdebatan itu. Lagi pula
hal itu tidak penting kan? Mereka kembali merebahkan tubuh di atas ranjang.
@Lee family’s house...
“Eomma! Aku akan
menjadi trainee SM!” teriak Jae min yang sangat senang. Eommanya juga senang
akhirnya keceriaan 4 tahun lalu didapatkannya kembali.
“Geurae? Ingat
pesan umma, kau tidak boleh nakal disana dan makanlah dengan baik”. Umma
mengecup dahi putrinya itu kemudian melepasnya pergi untuk mencari
kebahagiannya sendiri.
“Kita berangkat
sekarang?” kata Eun soo. Ia melihat ekspresi sahabatnya yang kebingungan itu.
“Dimana maknae?”
kata Jae min sambil melihat ke belakang Eun soo.
“Maknae?? Maksudmu
Jung Hara? Dia sudah berangkat. Katanya dia akan menunggu kita di lobby.
Kajja!”. Eun soo dan Jae min menaiki taksi kemudian berangkat menuju masa
depan. 1 2 3 GO!
“Aku tak mengerti
dengan yang tadi itu. Itu tu sungguh seperti mimpi” kata Eun soo. Ia masih tak
menyangka ia bisa berkolaborasi dengan Yuri.
“Tak usah
berlebihan. Kamu masih enak bisa milih lagu, sedangkan aku? Tadi itu aku hampir
mati tau! Sepertinya wanita menyebalkan itu membenciku!” kata Jae min saat
perjalanan.
“Hush.. dia itu
wakil direktur kita!” kata Eun soo menutup mulut berbahaya sahabatnya itu. Tak
lama kemudian, mereka sudah sampai di gedung SM Ent.
“Unni, kalian lama
sekali!” kata Ha ra. Ia sudah menunggu disini sejak setengah jam yang lalu.
Belum sempat mereka masuk, tiba-tiba saja Jae min melihat seseorang dengan
senapan di atas gedung. Namja itu terlihat sedang membidik sesuatu.
“Aish! Kalian masuk
dulu dan padamkan semua listrik” kata Jae min seraya berlari. Eun soo tahu,
pasti ia sedang mendapat misi. Eunsoo berlari masuk diikuti oleh Ha ra.
Seluruh listrik
padam. Semua orang sempat kebingungan. Tapi Eunsoo dan Ha ra mencoba
menenangkan seraya menceritakan apa yang terjadi. Mereka menunduk dan
bersembunyi di bawah meja.
“Aku detektif Lee
Jaemin. Kau sudah tertangkap. Siapa kau?” bentak Jae min. Namja itu sangat
terkejut dan berbalik. Jae min memincingkan matanya. Ketika ia sadar siapa yang
ada hadapannya, kedua bola matanya langsung melebar.
Kakak? Namja itu
bertubuh tinggi dan tegap. Rambutnya berwarna merah kehitaman. Ia memakai
sehelai cadar yang menutupi wajahnya tapi entah kenapa Jae min masih saja dapat
mengenali wajah itu dengan sangat mudah.
“Apa kabar detektif
kecil?” katanya. Ia tertawa mengejek. Sudah lama Jae min tidak mendengar suara
itu. Suara yang telah merengut nyawa Appanya.
Seketika lampu
sudah menyala kembali. Banyak orang yang melihat kejadian itu. Sebagian lain
termasuk Eun soo memanggil polisi.
“Kenapa? Kak Choi
Dong Joo?” kata Jae min. Tidak ada kata yang dapat ia keluarkan. Bayangan masa
lalu kembali terlintas dalam benaknya.
“Ternyata kau masih
mengingatku dengan baik” kata namja itu. Jae min mengepalkan tangannya. Kalau
bisa ia membunuh orang ini sekarang, ia akan lakukan apapun resikonya. Tapi
mengingat usia dan ukuran tubuhnya, tidak mungkin ia melawan kakak itu.
“Wae? Mengapa kau
bunuh Appaku?!” kata Jae min geram. Air matanya tak kuasa ia bendung. Ia sangat
sakit hati ketika melihat orang yang ada di depannya ini. Orang yang selama ini
dicarinya sekarang telah berdiri di hadapannya.
“Hahaha.. Itu
adalah pilihan appamu sendiri. Tenang saja, aku akan mengirim kau untuk
menemuinya sekarang!” katanya sambil mengarahkan senapan ke arah Jae min.
“Andwaeyo! Jangan
sakiti dia!” kata Eun soo seraya menangis dari dalam gedung. Ia tak sanggup
melihat sahabatnya yang berada di atas gedung sebelah itu. Ia juga sangat
mengenali siapa sosok yang ada di hadapan Jae min itu. Namun, sekarang ini dia
juga tidak bisa berbuat apapun. Jae min masih terdiam membeku. Rasa sakit hati
mengalahkan akal sehat dan kesadarannya.
Beruntung polisi
segera datang. Namja itu berusaha kabur. Sebelum ia kabur ia melepas tembakan
ke arah Jae min. Untung saja hanya lengan Jae min yang tergores dan tidak
tertembus. Jae min terduduk dan merintih. Meski hanya tergores, darah tak
berhenti keluar dari lengannya. Ia mencoba untuk berjalan kembali ke gedung SM.
“Jaemin-ah,
gwaenchanha?” kata Eun soo setelah Jae min sadar dari komanya. Setelah insiden
tadi, Jae min mendapat luka cukup serius. Ia dibawa ke rumah sakit dan
mengalami koma selama 2 jam.
“Aduh, kepalaku.
Kau memukul kepalaku lagi ya?” kata Jae min polos. Ia melihat ke sekitar.
Disana ada wakil park, direktur Lee, dan beberapa anggota SHINee dan SNSD yang
melihat kejadian itu.
Karena sedikit
kesal dengan perkataan Jae min, Eun soo memukul lengan Jae min yang tergores
peluru tadi (tentu saja dengan tidak sengaja).
“Auuww.. Sakit!”
Jae min merintih kesakitan.
“Ah.. Mianhae...”
Eun soo sangat merasa bersalah. Beruntung luka karena peluru timah panas tadi
tidak kembali mengeluarkan darah.
“Kajja! Kita pulang
saja. Tidak ada gunanya disini” kata Jae min kepada wakil park. Ia terlihat
berdiskusi dengan direktur Lee dan akhirnya..
“Baiklah, tapi kau
harus janji besok sudah bisa ikut latihan”. Direktur Lee membayar administrasi
dan kemudian membawa Jae min pulang ke gedung SM Ent.
Ye ye ye! inilah part ke-2. duh.. sebenernya author males banget buatnya. tapi, akhirnya part ke-2 jadi juga. tetep tungguin part selanjutnya ya! ;)